Adat-istiadat Minangkabau

sambungan... dari hal 1

 

 

3. Adat Teradat

    kebiasaan setempat yang dapat bertambah pada suatu tempat dan dapat pula hilang menurut kepentingan.

 

Adat seperti ini tergambar dalam pepatah adat:

          

           Babeda padang babeda balalang
           Babeda lubuak babeda pulo ikannyo
           Cupak sapanjang batuang
           Adaik salingka nagari

 

     Bila dibandingkan antara adat nan teradat dengan adat nan di adatkan, terlihat perbedaannya dari segi keumuman yang berlaku. Adat nan di adatkan bersifat umum pemakaiannya pada seluruh negeri yang terlingkup dalam satu lingkaran adat yang dalam hal ini ialah seluruh lingkungan Minangkabau. Umpamanya Adat Matriakat (suami tinggal di keluarga pihak isteri) yang berlaku dan diakui di seluruh Minangkabau. Walaupun kemudian mungkin mengalami perubahan, namun perubahan itu berlaku dan merata di seluruh negeri. Pelaksanaan adat matriakat dapat berbeda antara negeri yang satu dengan yang lain. Umpamanya, malam yang keberapa sesudah nikah suami diantarkan ke rumah isterinya, atau malam yang keberapa anak daro (mempelai wanita) harus datang dan bermalam di rumah orang tua suami (istilahnya manjalang mintuo), atau kamar deretan mana yang harus ditempati penganten baru dan lain tata cara yang menyangkut pelaksanaan adat matriakat tersebut.

Jadi, adat nan teradat bisa saja terdapat perbedaan-perbedaan dalam keadaan, umpamanya keadaan suatu negeri dengan negeri yang lain.

Adat nan teradat menurut fatwa adat Minangkabau:

 

           Rasan aia ka aia
           Rasan minyak ka minyak
           Buayo gadang di lautan
           Gadang garundang di kubangan
           Nan babungkuih rasan daun
           Nan bakabek rasan tali

 

Adat nan teradat ini disebut juga Limbago (lembaga) dan Limbago ini adalah cetakan. Limbago akan menghasilkan sesuatu menurut limbago itu sendiri, kalau limbago itu bundar, maka akan bundar pula hasil yang dicetak dan jika bersegi, maka akan bersegi pula hasilnya. Jadi hasil cetakan itu menurut sifat dan keadaan limbago tersebut.

 

peraturan yang dibuat secara bersama oleh para ninik mamak, pamangku adat dalam suatu nagari.
Peraturan tersebut berguna  untuk merealisasi peraturan-peraturan yang dibuat oelh nenek moyang dalam Adat Nan Diadatkan.
Di dalam aturan Adat Nan Diadatkan,  peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan kehidupan masyarakat baik dalam bidang sosial, politik, hukum dan lain-lainnya, dituangkan dalam bentuk pepatah-petitih, mamang bidal, pantun dan gurindam yang disusun  dalam bentuk kalimat kelimat pendek, tetapi mengandung arti kiasan yang menghendaki adanya peraturan pelaksana untuk menjalankannya dalam masyarakat.
Peraturan-peraturan Adat Teradat ini tidak sama pada tiap-tiap nagari. Karena peraturan-peraturan yang dibuat harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi setiap nagari di Minangkabau. Hal ini disebut dalam pepatah :
              
Lain lubuak lain ikannyo
              Lain
padang lain belalalngnyo
              Lain nagari lain adatnyo

 

              Baadat sapanjang jalan
              Bacupak sapanjang batuang


4Adat Istiadat
   kebiasaan dalam suatu nagari atau  golongan yang berupa kesukaan dari sebgian masyarakat tersebut, seperti kesenian, olah raga, dan sebagainya, seni suara, seni lukis, dan bangunan-bangunan dan lain-lain, yang disebut dalam pepatah :
             

              Nan baraso bamakan
              Nan barupo baliyek
              Nan babunyi badanga


 

II. Nagari Ampek

   lanjuik ka halaman .... 3
 

   kembali ke halaman  : <  1  2  3  >

Kritik dan saran klick disini....
 
  
 

Home | Profile | Story | Curhat | Ingin Tahu | Dengerin Musik | Buku Tamu

2004 (C) COPYRIGHT SYALDA